free counters

Monday, October 24, 2011

Android 4.0 Ice Cream Sandwich resmi dirilis

Android 4.0

Google akhirnya merilis OS Android 4.0 atau lebih dikenal dengan “Ice Cream Sandwich” bersamaan dengan dirilisnya handphone Samsung Galaxy Nexus di HongKong.

Android Ice Cream Sandwich akan menjadi OS pemersatu untuk handphone dan tablet Android, sehingga tidak akan lagi ada versi berbeda untuk tablet dan handphone.
Beberapa fitur utama yang hadir pada versi 4.0 antara lain fitur NFC yang diberi nama “Android Beam”, pencarian offline di Gmail, fitur unlocking layar dengan memakai wajah pengguna yang diberi nama “Face Unlock”, dan beberapa perubahan yang semakin mempermanis User interface.

Namun yang paling menarik dan juga agak aneh dari fitur terbaru Android 4.0 adalah ukuran resolusi layar standar (native) di Android 4.0 adalah 720p (High Definition). Agak aneh mengingat sangat sedikit hp Android yang memiliki resolusi tsb, apalagi kebanyakan tablet Android yang beredar di pasaran saat ini beresolusi 1280×800 atau berbeda 80 pixel dari ukuran native.

Beberapa fitur utama Android 4.0 dikutip dari Android developer:

  • Android Beam: Fitur berbasis NFC yang memungkinkan pengguna berbagi bermacam konten seperti musik, video, gambar, dll.
  • Roboto Font: Font baru di Android pengganti Droid Sans
  • Widget yang Flexible: Secara default widget di Ice Cream Sandwich dapat diubah ukurannya dan diklaim lebih responsif
  • Favorites Tray: Pengguna dapat memasukkan applikasi, link web, maupun folder kedalam tray favorit yang akan mempermudah dan mempercepat akses.
  • Screenshots: Mengambil screenshot tanpa menggunakan program khusus di Android, user cukup menekan tombol power dan volume bawah untuk mengambil screenshot layar.
  • Notifications: Notifikasi akan sangat mudah dan kustomasi akan ditingkatkan.
  • Improved Copy & Paste: Copy-paste teks semakin mudah.
  • Face Unlock: Unlock handphone Android hanya dengan mendekatkan wajah ke kamera depan hp.
  • Enhanced Talk-to-Text: Input suara lebih pintar, akurat, dan prosesnya semakin cepat.
  • Browser: Browser yang lebih cepat dibanding Android 2.3, mampu menyimpan konten situs secara offline, dan juga mampu melihat versi desktop dari suatu situs.
  • Gmail: Gmail di Android mampu menampilkan preview Gmail dalam 2 baris, dan juga kemampuan Gesture touch untuk berpindah antar email.
  • People App: Daftar kontak baru, dimana detail kontak dapat bersumber dari jejaring sosial seperti Google+, Facebook, Twitter, dll.
  • Data Usage: Kemampuan melihat penggunaan data dalam suatu periode tertentu, sekaligus kemampuan untuk melihat applikasi mana saja yang memakai data dan juga memberi limit penggunaan data.
  • Kamera: Banyak fitur ditambahkan seperti image stabilization, improved autofocus, integrasi dengan applikasi lain sehingga foto yang diambil dapat langsung diupload ke Google+, face detection, mode panorama & time lapse, dan kemampuan mengedit dan mempercantik foto secara on-the-fly.
  • Support Wi-Fi Direct and Bluetooth HDP 
Sumber : http://www.infoteknologi.com/selular/android_4_0-ice-cream-sandwich-fitur/

Seekor kelinci cerdik harus memiliki tiga lubang

Pada masa Negara Berperang, Perdana Menteri Meng Changjun, dari negara Qi, menopang hidup banyak orang di rumahnya. Salah satunya bernama Feng Xuan.
Suatu hari, Feng Xuan dikirim untuk mengumpulkan apa yang menjadi hutang dari para petani kepada pemilik tanah, Meng Changjun. Ketika dia sampai disana, dia mengatakan bahwa semua perjanjian antara petani dan Meng Changjun sudah tidak berlaku lagi sehingga para petani bebas mengelola tanah pertanian yang ada tanpa perlu membayar. Kegembiraan meluap diantara para petani mendengar hal itu, mereka berhutang budi terhadap Meng Changjun, tuan tanah mereka.


Ketika Feng Xuan kembali ke rumah dan mengatakan apa yang baru dia perbuat. Meng Changjun tidak bergembira akan hal itu, “Kenapa kamu melakukan hal itu?”.
“Baiklah, meskipun saya tidak menghasilkan sesuatu dalam bentuk materi karena melakukan hal tersebut, namun saya berhasil mendapatkan dukungan dari para petani. Itu merupakan hal yang lebih penting bagimu”. Meng Changjun dengan berat hati menerima penjelasan tersebut.

Pada tahun berikutnya, Meng Changjun dipecat dari jabatan perdana menteri, maka dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ketika dia tiba, dia sangat terkejut menyaksikan para petani berdiri di sepanjang sisi jalan menyambut kedatangannya dengan hangat. Melihat hal itu Meng Changjun sangat bingung, disamping sangat terharu, dan bertanya kepada Feng Xuan.
“Itu adalah jawabannya. Hasil dari perbuatan baik yang pernah kamu lakukan”, Meng Changjun bertambah bingung mendapatkan jawaban itu. Feng Xuan melanjutkan, “Seekor kelinci cerdik harus memiliki tiga lubang yang bisa membuat dirinya aman. Namun sekarang kamu hanya memiliki satu. Maka kamu harus berusaha mendapatkan dua lagi. Kamu harus berkunjung ke negara Wei dan mengemukakan ide-ide kamu kepada Raja Wei. Ketika sang raja berkeinginan untuk mengangkat dirimu sebagai perdana menteri, tolaklah. Ini akan menjadi perhatian bagi Raja Qi. Dan dia akan berpikir lebih terhadap dirimu.”

Seperti yang diperkirakan, Raja Qi sangat bingung mendengar bekas perdana menterinya bisa menduduki posisi penting di negara Wei. Maka dia langsung bertindak sigap dengan mengangkat kembali Meng Changjun sebagai perdana menteri. Dalam upaya untuk mendapatkan kesetiaan, Raja Qi menawarkan banyak kemudahan dan fasilitas kepada Meng Changjun.
Semuanya ditolak, mengikuti nasehat Feng Xuan, terkecuali sang raja bersedia membangun tempat sembahyang kepada para leluhur raja dan mendirikan satu lagi kuil di desanya.

Ketika pendirian kuil selesai, Feng Xuan berkata kepada tuannya, Meng Changjun, “Sekarang tiga buah lubang sudah ada dan kamu akan aman untuk selamanya!”. Seperti yang dikatakan, Meng Changjun menduduki posisi perdana menteri sampai akhir hidupnya dan semua petani di desanya hidup dengan bahagia.

Friday, October 14, 2011

"Cinta Seorang Suami"

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
 
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
 
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.
 
Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.
 
Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.
 
Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.
 
“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
 
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
 
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.
 
Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
 
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
 
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.
 
Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
 
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
 
Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.
 
Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjaku kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
 
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
 
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
 
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
 
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
 
Istriku Liliana tersayang,
 
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
 
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
 
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
 
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!
 
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
 
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
 
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
 
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
 
Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang sudah kita miliki.
 
Penulis: Anggia Krisnina

Wednesday, October 12, 2011

Materi Wireless

Windows 8 lebih hemat memory daripada Windows 7

Windows 8 akan memiliki manajemen memory yang lebih baik ketimbang Windows 7

Windows 8 LogoDikutip Info Teknologi dari MSDN Blog, Microsoft telah mengungkapkan bahwa Windows 8 nantinya akan memiliki system requirement yang sama dengan Windows 7. Dimana salah satu metode untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengurangi beban pemakaian RAM di dalam Operating System.
Penghematan penggunaan RAM di Windows 8 dipastikan dapat secara signifikan memperpanjang penggunaan PC yang memakai baterai (laptop ataupun tablet PC) karena RAM merupakan salah satu komponen di komputer yang paling banyak memakai arus listrik.
Microsoft melakukan perubahaan dan optimasi untuk mengurangi penggunaan memori RAM di Windows 8, berikut beberapa cara yang mereka tempuh:

Memory combining

Memory combining memungkinkan Windows secara efisien mengakses isi dari RAM saat penggunaan normal dan menemukan konten duplikat didalam system memory. Windows kemudian hanya mempertahankan salah satunya saja dan menghapus konten duplikat lain. Cara ini diklaim dapat mempercepat dan menghemat penggunaan memori 10-100MB; tergantung dari banyaknya applikasi yang sedang berjalan.

Peningkatan dan pengurangan services

Microsoft meningkatkan service di Windows 8 dan telah membuat beberapa diantaranya berjalan secara manual ataupun berjalan saat diperlukan saja (Start on demand). Service seperti plug and play maupun Windows Update di Windows 8 tidak akan lagi berjalan secara otomatis ketika komputer dihidupkan, namun hanya berjalan bila dibutuhkan saja.

Penggunaan memory yang lebih hemat di operasi OS

Microsoft mengurangi secara signifikan penggunaan memory ketika suatu applikasi dijalankan, cara ini diklaim dapat mengurangi penggunaan memori sampai 10MB.

Windows 8 meload environment Full desktop bila diperlukan saja

Ketika user berpindah dari mode Windows Metro Style UI ke tampilan full desktop, baru pada saat itulah Windows meload komponen yang diperlukan.

Prioritas memory

Prioritas memory akan lebih ditingkatkan, artinya Windows dapat memutuskan dengan tepat konten memory apa saja yang perlu dipertahankan ataupun dihapus.
Untuk mendemonstrasikan penghematan memory di Windows 8, Microsoft telah memberikan screenshot task manager yang menampilkan penggunaan memory di Windows 7 Sp1 dan Windows 8. (gambar bawah)
Task manager Windows 7

Sumber : http://www.infoteknologi.com/software/windows_8-lebih-hemat-memory-win7/


Materi SisMul

Friday, October 7, 2011

Ini dia perbedaan Processor Intel Core i3, i5, dan i7



Intel sudah agak lama merilis processor terbarunya yaitu Intel core i7, kemudian disusul i5 dan i3. Yang perlu diperhatikan nanti Intel ga bakal pake lagi brand core 2 duo dan core 2 quad, sedangkan brand pentium dan celeron bakal dipertahankan. Terus kalo brand centrino mereka bakal pake di produknya yang berbasis Wifi dan Wimax, jadi ga bakal lagi kita nemuin notebook dengan brand Intel Centrino.

Lalu apa perbedaan dari ketiga produk barunya tersebut? Intinya sih core i3 ditujukan buat Entry Level, core i5 buat mid level, kalo core i7 buat High Level. Terus ketiganya bakal ditanam di dekstop maupun notebook. Selain itu, core i5 dan i7 mengadopsi fitur “Intel Turbo Mode Technology” dimana fitur ini akan mematikan core yang tidak dipakai ketika memproses aplikasi yang hanya membutuhkan single thread, ketika memproses aplikasi single thread, processor akan mengoverclock aliran thread data yang berjalan di atasnya sehingga pemrosesan lebih cepat, sedangkan jika memproses aplikasi yang bukan single thread, core tersebut akan hidup kembali.

Berikut deskripsi lebih jelasnya mengenai ketiga produk ini:

Intel Core i7

Core i7 sendiri merupakan processor pertama dengan teknologi “Nehalem”. Nehalem menggunakan platform baru yang betul-betul berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satunya adalah mengintegrasikan chipset MCH langsung di processor, bukan motherboard. Nehalem juga mengganti fungsi FSB menjadi QPI (Quick Path Interconnect) yang lebih revolusioner.



Intel Core i5

Jika Bloomfield adalah codename untuk Core i7 maka Lynnfield adalah codename untuk Core i5. Core i5 adalah seri value dari Core i7 yang akan berjalan di socket baru Intel yaitu socket LGA-1156. Tertarik begitu mendengar kata value ? Tepat ! Core i5 akan dipasarkan dengan harga sekitar US$186.

Kelebihan Core i5 ini adalah ditanamkannya fungsi chipset Northbridge pada inti processor (dikenal dengan nama MCH pada Motherboard). Maka motherboard Core i5 yang akan menggunakan chipset Intel P55 (dikelas mainstream) ini akan terlihat lowong tanpa kehadiran chipset northbridge. Jika Core i7 menggunakan Triple Channel DDR 3, maka di Core i5 hanya menggunakan Dual Channel DDR 3. Penggunaan dayanya juga diturunkan menjadi 95 Watt. Chipset P55 ini mendukung Triple Graphic Cards (3x) dengan 1×16 PCI-E slot dan 2×8 PCI-E slot. Pada Core i5 cache tetap sama, yaitu 8 MB L3 cache.

Intel juga meluncurkan Clarksfield, yaitu Core i5 versi mobile yang ditujukan untuk notebook. Socket yang akan digunakan adalah mPGA-989 dan membutuhkan daya yang terbilang cukup kecil yaitu sebesar 45-55 Watt.



Intel Core i3

Intel Core i3 merupakan varian paling value dibandingkan dua saudaranya yang lain. Processor ini akan mengintegrasikan GPU (Graphics Processing Unit) alias Graphics On-board didalam processornya. Kemampuan grafisnya diklaim sama dengan Intel GMA pada chipset G45. Selain itu Core i3 nantinya menggunakan manufaktur hybrid, inti processor dengan 32nm, sedangkan memory controller/graphics menggunakan 45nm. Code produk Core i3 adalah “Arrandale”.


Berikut Tabel Detail mengenai ketiga produk ini:

MEMBUKA PINTU LANGIT


kick andyKiai yang satu ini diangap nyentrik karena sering baca puisi, menulis cerpen, bergaul dengan budayawan, bahkan belakangan  rajin main twitter dan facebook.
Tapi, padangan-pandangannya tentang Islam, pluralisme dan persoalan kebangsaan menjadi acuan banyak orang. Pada kesempatan ini kita akan menyimak pandangannya tentang korupsi, konflik antaragama, dan goyang inul.
Itulah sekelumit latar belakang Kiai Haji Mustofa Bisri, Pimpinan Pondok Pesantren Roudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah. Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus ini sempat menjadi buah bibir ketika melukis Inul Datarista. Lukisan itu yang menggambarkan Inul sedang bergoyang ngebor dikelilingi pada Kiai. Ketika terjadi kontroversi itu, Gus Mus menyikapi dengan tenang. Menurutnya, yang ribut itu para kiai-kiai muda. “Justru para kiai sepuh bertanya kepada saya, soal harga lukisan itu,” ujar Gus Mus santai. Intinya, menurut Gus Mus, di dunia ini masih banyak orang yang mementingkan kedagingan alias duniawi. Semuanya serba diukur dengan harta, dan itulah salah satu yang menyebabkan maraknya korupsi di negeri ini, kata Gus Mus yang mengartikan lukisan goyang Inul itu.
Menurut Gus Mus, mengatasi korupsi yang semakin merajalela adalah dengan memberikan hukuman yang berat. “Hukuman pada koruptor itu harus seberat-beratnya agar ada efek jera,” ujarnya.
Sementara menanggapi soal banyaknya kekerasan, toleransi beragama dan aliran Achamdiyah menurut Gus Mus karena di negara kita sedang krisis kepemimpinan. Tidak ada tokoh yang benar-benar menjadi pimpinan. “Ini termasuk para kiai dan ulama  yang merasa benar dan memaksakan kehendak. Padahal banyak orang tahu kalau kiai itu ilmunya belum tinggi-tinggi amat,” kata Gus Mus. Menurutnya, di dalam Agama Islam, umat diharuskan selalu belajar dan belajar.Gus Mus berpendapat agar para ulama dan kiai itu tidak memaksakan keinginannya dan memberikan komentar yang malah memperkeruh suasana. Menurutnya, kebenaran itu hanya datang dari Allah SWT.
Gus Mus selain banyak dikenal sebagai kiai yang teduh, karena ucapan dan komentarnya yang menyejukkan juga dikenal sebagai budayawan. Selain banyak menulis pemikiran-pemikirannya di sejumlah media cetak, Gus Mus juga rajin menulis buku, puisi dan cerpen. Karena kepiawaiannya itu, tidaklah heran jika Gus Mus banyak bergaul dengan berbagai kalangan. Uniknya, Gus Mus ternyata berteman dengan para seniman, dan ini tentu saja tidak lazim di kalangan pesantren. Tercatat penyanyi balada Almarhum Franky Sahilatua sering memakai puisi Gus Mus untuk lirik lagunya. Begitu juga Iwan Fals juga berteman akrab dengan Gus Mus.  Bahkan, pada kesempatan ini kedatangan Iwan Fals sangat membuat kaget Gus Mus, karena tidak mengira Iwan Fals akan datang dan menyanyikan lagu yang liriknya berasal dari puisi Gus Mus “Aku Menyayangimu”.
Tentu saja masih banyak cerita-cerita lucu  Gus Mus di Kick Andy episode Membuka Pintu Langit, termasuk bagaimana Gus Mus yang bisa kuliah di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir,  padahal ia tidak lulus SD. Sebaiknya Anda menyimak Kick Andy episode ini hingga selesai.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More