Pada masa Negara Berperang, Perdana Menteri Meng Changjun, dari negara Qi, menopang hidup banyak orang di rumahnya. Salah satunya bernama Feng Xuan.
Suatu hari, Feng Xuan dikirim untuk mengumpulkan apa yang menjadi hutang dari para petani kepada pemilik tanah, Meng Changjun. Ketika dia sampai disana, dia mengatakan bahwa semua perjanjian antara petani dan Meng Changjun sudah tidak berlaku lagi sehingga para petani bebas mengelola tanah pertanian yang ada tanpa perlu membayar. Kegembiraan meluap diantara para petani mendengar hal itu, mereka berhutang budi terhadap Meng Changjun, tuan tanah mereka.
Ketika Feng Xuan kembali ke rumah dan mengatakan apa yang baru dia perbuat. Meng Changjun tidak bergembira akan hal itu, “Kenapa kamu melakukan hal itu?”.
“Baiklah, meskipun saya tidak menghasilkan sesuatu dalam bentuk materi karena melakukan hal tersebut, namun saya berhasil mendapatkan dukungan dari para petani. Itu merupakan hal yang lebih penting bagimu”. Meng Changjun dengan berat hati menerima penjelasan tersebut.
Pada tahun berikutnya, Meng Changjun dipecat dari jabatan perdana menteri, maka dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ketika dia tiba, dia sangat terkejut menyaksikan para petani berdiri di sepanjang sisi jalan menyambut kedatangannya dengan hangat. Melihat hal itu Meng Changjun sangat bingung, disamping sangat terharu, dan bertanya kepada Feng Xuan.
“Itu adalah jawabannya. Hasil dari perbuatan baik yang pernah kamu lakukan”, Meng Changjun bertambah bingung mendapatkan jawaban itu. Feng Xuan melanjutkan, “Seekor kelinci cerdik harus memiliki tiga lubang yang bisa membuat dirinya aman. Namun sekarang kamu hanya memiliki satu. Maka kamu harus berusaha mendapatkan dua lagi. Kamu harus berkunjung ke negara Wei dan mengemukakan ide-ide kamu kepada Raja Wei. Ketika sang raja berkeinginan untuk mengangkat dirimu sebagai perdana menteri, tolaklah. Ini akan menjadi perhatian bagi Raja Qi. Dan dia akan berpikir lebih terhadap dirimu.”
Seperti yang diperkirakan, Raja Qi sangat bingung mendengar bekas perdana menterinya bisa menduduki posisi penting di negara Wei. Maka dia langsung bertindak sigap dengan mengangkat kembali Meng Changjun sebagai perdana menteri. Dalam upaya untuk mendapatkan kesetiaan, Raja Qi menawarkan banyak kemudahan dan fasilitas kepada Meng Changjun.
Semuanya ditolak, mengikuti nasehat Feng Xuan, terkecuali sang raja bersedia membangun tempat sembahyang kepada para leluhur raja dan mendirikan satu lagi kuil di desanya.
Ketika pendirian kuil selesai, Feng Xuan berkata kepada tuannya, Meng Changjun, “Sekarang tiga buah lubang sudah ada dan kamu akan aman untuk selamanya!”. Seperti yang dikatakan, Meng Changjun menduduki posisi perdana menteri sampai akhir hidupnya dan semua petani di desanya hidup dengan bahagia.
0 comments:
Post a Comment