LEPAS dari pantai Kuta Lombok, mobil terus melaju ke timur, menyusuri jalan yang kanan kirinya penuh dengan kafe, penginapan dan tempat persewaan papan surfing. Rupanya Kuta menjadi pusat kegiatan turis di Lombok Selatan, meski tidak seramai dan tidak seteratur kawasan wisata yang ada di Bali.
Semakin ke timur kami perpapasan dengan lebih banyak turis asing lengkap dengan papan surfingnya. Melintasi bukit-bukit yang nampak hijau, padang rumput dengan puluhan kerbau merumput disana, lepas dari kawasan Hotel Novotel teman saya mengambil jalur ke kanan, dalam hati ini mau kemana ya???
Semakin jauh semakin sepi, dengan jalan yang relatif sempit, harus ada yang rela mengalah berhenti salah satu kalau harus perpapasan dengan kendaraan roda empat lainnya. Tak lama kemudian saya terbelalak…wow…demi Tuhan tempat ini indah sekali. Sebuah pantai yang sangat mempesona terlihat lengkap dengan pasir putih dan gradasi airnya yang sempurnya, hijau, biru muda, biru tua…..wowwwwwwwwwww....
Ditambah lagi nun jauh di depannya terlihat beberapa bukit-bukit karang yang menggoda untuk disinggahi. Inilah Tanjung Aan itu.
Di kanan dan kiri terdapat bukit yang membentengi pantai ini, sehingga ombak pantai selatan yang ganas tidak langsung menembus bibir pantai ini. Siang yang terik, saya memilih duduk di bawah pohon dan memandang laut sepuasnya, serasa tak ingin berbagi dengan yang lain, ingin mengeruk keindahan pantai ini sebanyak yang saya bisa, menyimpan dalam memori saya sehingga saya tetap bisa mengenang keindahannya sampai kapan pun. Duh Gusti…negeri ini ternyata indah sekali. Sungguh!
Ada sebuah kapal yang bisa disewa jika kita ingin menyinggahi bukit-bukit karang yang berdiri di depan sana. Kapal motor yang tampak sudah sangat tua. Ahhh… ngeri jadinya kalo harus naik ke atasnya. Meski tak sebersih pantai Kuta, karena ada potongan ranting-ranting pohon yang tersebar di bibir pantai, Tanjung Aan tetap mempesona di mata saya.
Teman saya bilang, dibalik bukit itu ada tempat yang namanya Batu Payung, dimana menjadi tempat favorit anggota Komunitas Fotographi Mataram untuk hunting foto. Sayang, waktu saya tidak banyak, karena harus mengejar sunset di Senggigi.
Sore yang mendung, sampai di daerah Praya hujan turun. Semoga cuaca Senggigi baik-baik saja. Melintasi jalan di Lombok Barat dari Senggigi sampai Malimbu menjadi salah satu favorit saya juga, bagaimana tidak, jalan aspal yang mulus,deretan hotel, kafe, penginapan berselang-seling dengan pantai yang menawan. Sementara di sisi lainnya nampak bukit-bukit berdiri menjulang menyebarkan aura kesejukan.
Dari dalam mobil, saya bisa menyaksikan, puluhan pohon nyiur bergoyang-goyang ditiup angin, sementara dibawahnya ombak dengan gesit berkejaran di tepi pantai, sungguh menjadi pemandangan yang mengagumkan. Sayang, waktu saya ke sana, mendung masih saja menyelimuti kawasan ini, saya tak melihat gradasi warna yang saya inginkan.
Saya berjanji besok harus datang lagi, begitulah keesokan harinya dalam perjalanan ke Gili Trawangan kembali saya menyambangi tempat ini. Dan gradasi itu muncul, meski tidak sempurna, cukuplah membahagiakan hati saya.
Sumber: http://www.kompasiana.com/ningstami
0 comments:
Post a Comment